LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI II
LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI II
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 5
KELAS : 2.2
ANITA RAHAYU PERANGIN ANGIN (170205110)
SAFYA KHAIRANI (170205117)
TRI AULIA (170205116)
ROSA ULI SINAGA (170205111)
SANTA PAREME TAMPUBOLON (170205113)
SANTA LUSIA BR TARIGAN (170105184)
NELLA MAHARISA BR SEMBIRING (170205183)
GRACE SELLA SIREGAR (170205114)
FELIX ARTHA JAYA HALAWA (170205112)
DOSEN PENGAMPU
Alfi safitri, M.Pd
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TA.2017/2018
MACAM-MACAM JARINGAN PADA TUMBUHAN
TUJUAN
· Melihat Macam-Macam bentuk jaringan penunjang/penguat dan jaringan sekret.
LANDASAN TEORI
Setiap alat tubuh tumbuhan tersusun oleh tiga jaringan pokok, yaitu jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan pengangkut.Selain itu di beberapa bagian tumbuhan terdapat jaringan penguat yang berkembang dari sel-sel jaringan parenkim. Sesuai dengan namanya jaringan penguat berfungsi untuk memperkuat struktur tumbuhan. aringan lainnya yang terdapat pada tumbuhan adalah jaringan meristem.
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi :
a. Kolenkim
tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding sel yang tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat kembali seperti semula bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga, buah, dan akar. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas yang menyerupai sel-sel parenkim. Sel – sel kolenkim dindingnya terdiri atas selulosa.
b. Sklerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel - selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel - sel pendek, sedangkan serabut sel – selnya panjang. Sklereid berasal dari sel-sel parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel - sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
Jenis-Jenis Sklereid Pada Sklerenkim
Tschirc (1889) mengusulkan pembagian sklereid ke dalam empat tipe:
1. brakisklereid
Atau sel batu, yang bentuknya lebih kurang isodiametrik; sklereid semacam itu biasanya dijumpai dalam floem, korteks, dan kulit batang serta dalam daging buah pada buah tertentu seperti pir (Pyrus communis) dan Cydonia oblonga.
2. makrosklereid
sklereid bentuk tongkat; sklereid seperti itu serimg kali memebentuk suatu lapisan kontinyu dal;am testa biji Leguminoseae.
3.osteosklereid
sklereid bentuk kumparan atau tulang, ujungnya membesar, bercuping, dan kadang-kadang bahkan agar bercabang; sklereid sepeti itu terutama dijumpai daam kulit biji dan kadang-kadang juga dalam daun dikotiledon tertentu.
4.asterosklereid,
yang mempunyai percabangan beragan dan sering kali berbentuk bintang, sklereid seperti itu terutama dijumpai dalam daun.
5.trikosklereid,
diusulkan oleh Bloch (1946). Sklereied ini sangat memanjang, agak seperti rambut, dan biasanya berupa sklereid dengan satu percabangan yang teratur.
Persamaan dan perbedaan kolenkim dan sklerenkim
1. PERSAMAAN:
-Menguatkan tegaknya batang dan daun
-Memperkuat jaringan parenkim yang menyimpan udara
-Melindungi berkas pengangkut
-Sama-sama terjadi penebalan.
2. PERBEDAAN:
· Kolenkim itu jaringan parenkim khusus untuk menunjang organ muda sedangkan sklerenkim.itu untuk menunjang organ tumbuhan yang telah dewasa.
· Sel kolenkim memanjang ke arah poros panjang organ tempatnya berada dan ditandai oleh adanya sel primer yang berdinding tebal sedangkan pada sklerenkim memiliki dinding sel yang tebal, berlignin dan protoplasmanya mati.
· Letak Kolenkim Lebih tepi dibanding sklerenkim, dibawah epidermis. Letak sklerenkim Lebih dalam dibandingkan kolenkim, dapat berada di tepi atau agak dalam pada organ.
· Sifat jaringan kolenkim: primer, hidup.
· Fifat jaringan sklerenkim: primer, dewasa, mati.
· Fungsi kolenkim : Penguat organ yang masih mengalami perkembangan (muda).
· Fungsi sklerenkim : Pelindung organ muda dan tua.
ALAT YANG DIGUNAKAN
PEREAKSI
1. Folium Anonna Muricata (Daun Sirsak)
2. Folium Apium Graviolens (Seledri)
1. Mikroskop
2. Gelas benda
3. Gelas penutup
4. Pipet tetes
5. Silet
PEREAKSI
- Khoralhidrat
1. Folium Anonna Muricata (Daun Sirsak)
2. Folium Apium Graviolens (Seledri)
t
PROSEDUR KERJA
1. Buat irisan melintang pada bahan 1, tepatkan pada daerah tulang daun.
2. Buat irisan melintang pada labu/bahan 2.
3. Buatlah irisan melintang atau membujur pada bahan 3,4,5 dan 6.
Lakukan hal yang sama untuk membuat Preparat. Bubuhi larutan khoralhidrat.
HASIL PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
NO
|
SAMPEL
|
GAMBAR
|
KETERANGAN
|
1
|
|||
2
|
PEMBAHASAN
korteks dan jaringan pengangkut.
Epidermis, letaknya dibagian terluar batang yang berfungsi untuk
perlindungan terhadap kehilangan air pada batang. Di bawah epidermis terdapat korteks.
Korteks tersusun dari sel-sel sklerenkim. Korteks tumbuhan monokotil, korteks
merupakan kulit batang. Kulit batang berfungsi mengeraskan bagian luar
batang. Setelah korteks, lapisan berikutnya ialah stele. Tumbuhan monokotil
memiliki batas korteks dan stele yang tidak jelas. Di dalam stelenya
terdapat berkas pengangkutan. Berkas pengangkutan tersebut tersebar pada
empulur dan letaknya berdekatan dengan kulit batang. Sarung sklerenkim
mengelilingi seluruh berkas pengangkut. Tipe berkas pengangkutannya
dinamakan kolateral tertutup, sebab di antara xilem dan fl oemnya tidak ditemui
kambium. Akibatnya, tumbuhan monokotil tidak bisa tumbuh secara sekunder. Alias
tubuhnya tidak membesar dan hanya memanjang
Pada pengamatan ketiga ini, kami
mengamati preparat awetan penampang melintangakar pada tumbuhan dikotil
menggunakan perbesaran 10 x 10. Pada gambar
hasil pengamatan, didapatkan beberapa bagian penyusun akar tumbuhan tersebut.
Bagian bagian tersebut diantaranya, epidermis, korteks, endodermis, empulur,
floem, xylem. Epidermis merupakan bagian terluar dari akar tumbuhan ini.
Jaringan epidermis terdiri atas satu lapis sel. Seperti halnya daun, jaringan
epidermis ini berfungsi sebagai pelindung jaringan di dalamnya. Selain
itu juga memberi bentuk pada akar. Sel sel penyusun jaringan epidermis
ini berdinding tipis dan cenderung tersusun rapat. Sehingga tidak terdapat
rongga di antara sel sel penyusunnya. Korteks merupakan bagian dalam setelah
jaringan epidermis. Korteks terletak pada bagian akar tmbuhan. Pada
bagian korteks ini, sel sel penyusunnya memiliki dinding tipis dan mempunyai
banyak ruang antar sel. Pada gambar hasil pengamatan, korteks tampak hanya satu
lapis. Ini mungkin dikarenakan perbesaran mikroskop yang digunakan masih kurang
atau pengamatan yang dilakukan kurang fokus. Di bagian dalam dari korteks
terdapat berkas pengangkut. Pada berkas pengangkut ini, terdapat beberapa
bagian yang menyusunnya. Bagian bagian tersebut diantaranya ; floem, xilem dan
empulur. Ketiga bagian tersebut membentuk lingkaran dari ujung akar sampai pada
ranting ranting tumbuhan.
Xilem dan floem merupakan satu
kesatuan berbentuk segitiga yang dipisahkan oleh kambium. Floem merupakan
bagian terluar dari berkas pengangkut yang berfungsi untuk mengedarkan hasil
fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Kambium berfungsi sebagai pemisah
antara xilem dan floem. Xylem memiliki fungsi sebagai pengangkut mineral dan
unsur unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai bahan dalam proses
fotosintesis. Empulur merupakan bagian tengah dari suatu akar tumbuhan.
Perbandingan antara daun dikotil dan monokotil. Pada tumbuhan dikotil,
pertulangan daun menyirip/menjari, mesofil letakya terjadi antara
epidermis atas dan bawah,dan berdifrensiasi, jaringan tiang dan jaringan
bunga karang/spons tersusun oleh sel-sel yang tidak teratur dan berdinding
tipis, jaringan pengangkut berupa tulang daun yang terletak pada helai daun
punya satu ibu tulang dan cabang-cabangnya berbentuk jala. Sedangkan pada
tumbuhan monokotil, pertulangan daun sejajar/melengkung, mesofil terletak pada
cekungan diantara urat daun dan yang tidak terdifrensiasi jadi jaringan
tiang bentuknya seragam, jaringan pengangkut membentuk tulang daun yang
letaknya sejajar sumbu daun dan dihubungkan oleh berkas pengangkut kecil diantaranya.
Batang pada tumbuhan dikotil dan monokotil memiliki perbedaan. Pada tumbuhan
dikotil batangnya bercabang, pembuluh angkut teratur dalam susunan lingkaran,
punya cambium vaskuler,sehingga dapat tumbuh membesar, tidak punya maristem
interkalar, jari-jari empulurnya berupa deretan parenkim di antara berkas
pengangkut, dapat dibedakan/sudah terdifrensiasi antara korteks dan
empulur. Sedangkan pada tumbuhan monokotil, batangnya tidak bercabang. pembuluh
angkut tidak teratur atau tersebar, tidak punya cambium vaskuler sehingga tidak
dapat tumbuh membesar, punya maristem interkalar tidak memiliki jari-jari
empulur dan tidak dapat dibedakan/belum terdifrensiasi antara korteks dan
empulur.
Terdapat perbedaan antara sistem
akar dari tanaman dikotil dan monokotil. Pada tanaman dikotil jenis akarnya
tunggang, memiliki kambium sehingga berkas pengangkut yakni xylem dan
floem terpisah oleh kambium., tidak punya maristem interkalar, punya kambium
vaskuler,sehingga dapat tumbuh membesar, dapat dibedakan/sudah terdifrensiasi
antara korteks dan empulur. Sedangkan pada tanaman monokotil jenis akarnya
serabut, batas ujung akar dan kaliptra jelas, perisikel terdiri dari beberapa
lapis sel yang berdinding tebal yang hanya membentuk akar, xilem dan
Floem letaknya berselang seling dan tidak memiliki kambium,
empulurnya luas pada pusat akar. Batang pada tumbuhan dikotil dan
monokotil memiliki perbedaan. Pada tumbuhan dikotil batangnya bercabang,
pembuluh angkut teratur dalam susunan lingkaran, punya cambium vaskuler,sehingga
dapat tumbuh membesar, tidak punya maristem interkalar, jari-jari empulurnya
berupa deretan parenkim di antara berkas pengangkut, dapat
dibedakan/sudah terdifrensiasi antara korteks dan empulur. Sedangkan pada
tumbuhan monokotil, batangnya tidak bercabang. pembuluh angkut tidak teratur
atau tersebar, tidak punya cambium vaskuler sehingga tidak dapat tumbuh
membesar, punya maristem interkalar, tidak memiliki jari-jari empulur dan tidak
dapat dibedakan/belum terdifrensiasi antara korteks dan empulur.
KESIMPULAN
Jaringan pada tumbuhan dapat digolongkan berdasarkan umur,
komposisi, dan fungsi dari jaringan itu sendiri. Berdasarkan umurnya jaringan
penyusun tumbuhan adalah jaringan meristem dan jaringan dewasa. Berdasarkan komposisinya,
dibedakan menjadi jaringan sederhana dan jaringan kompleks. Berdasarkan
fungsinya dibedakan menjadi empat yaitu, jaringan dasar, jaringan
pelindung, jaringan pengangkut, dan jaringan penguat. Jaringan dasar
adalah jaringan yang terletak hampir di semua bagian tumbuhan. Jaringan
pelindung terdiri dari jaringan epidermis dan jaringan gabus. Jaringan
pengangkut terdiri dari floem dan xilem. Jaringan penguat adalah jaringan
penyusun tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai penguat atau memperkokoh tubuh
tumbuhan. Jaringan ini tersusun atas jaringan kolenkim dan sklerenkim.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.Sri Mulyani E.S, 2006. Anatomi Tumbuhan, Yogyakarta: Kenisius Yogyakarta
Dra.Turrini Yudiarti, MSc, 2004. Buku Ajar Biologi, Semarang: UNDIP Press
Prof.Dr.Issirep Sumardi, 2014. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan, Depok: Penebar Swadaya
Hidayat, esteti b. Anatomi tumbuhan berbiji. Bandung. Itb
Soerokoesoemo,wibisono,dkk. 1993. Anatomi dan fisiologi tumbuhan. Jakarta. Universitas terbuka
|
BENDA- BENDA ERGASTIK PADA TUMBUHAN YANG MEMILIKI AMILUM
TUJUAN
Untuk melihat bentuk dan macam-macam benda ergastik yang terdapat didalam sel-sel tumbuhan
Benda-benda ergastik adalah benda mati (benda non proplasmik) yang terdapat dalam sel-sel tumbuhan,berupa senyawa kimia hasil metabolisme sel.senyawa-senyawa kimia ini dapat berupa cadangan makanan. seperti amilum,dapat juga berupa senyawa racun yang diendapkan sebagai ca oksalat dan ca karbonat. ca oksalat mempunyai beberapa bentuk khas,rapidha durss,kristal sand dan bentuk poligonal. kristal CaCO3 mempunyai bentuk khas seperti setangai anggur yang sistolik disebut sistolit dimana sel yang berisi kristalnya disebut litosis.
ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Mikroskop
2. Gelas benda
3. Gelas penutup
4. Pipet tetes
5. Silet
PEREAKSI
· Kloralhidrat
BAHAN PERCOBAAN
1.Tuber dari solanum tuberosum : solanaceae
2.Tuber dari manihot utilissima : eupobiaceae
3.semen dari oryza sativa L :poaceae
4.semen dari zea mays L:poaceae
5.Serbuk dari curcuma longa
6.Serbuk dari zingiber officinale
7.Serbuk dari curcuma zanthorriza
8.Serbuk dari kaempferia galanga
9.Tepung roti
10. Tepung kanji
Untuk bahan 1,2,3 dan 4 melihat bentuk-bentuk amilum.
PROSEDUR PERCOBAAN
· Ambil seiris kecil bahan/serbuk, letakkan pada kaca benda. Beri 1-2 tetes air lalu tutup dengan kaca penutup. Amati dibawa mikroskop dengan perbesaran kecil dan besar.
NO
|
SAMPEL PERCOBAAN
|
GAMBAR MIKROSKOPIK
|
KETERANGAN
|
1.
|
Tuber
dari solanumtuberosum ;solanaceae
|
Gambar
mikroskopik amilum pada kentang
|
|
2
|
Tuber dari manihotutilissima;euphobiaceae
|
Gambar
mikroskopik amilum pada ubi kayu
|
|
3.
|
Semen
dari oryza sativa L;poaceae
|
Gambar
mikroskopik amilum dari biji padi
|
|
4.
|
Semen
dari zea mays L;poaceae
|
Gambar
mikroskopik amilum dari jagung.
|
|
5.
|
Serbuk
dari curcuma longa
|
Gambar
mikroskopik amilum dari kunyit
|
|
6.
|
Serbuk
dari zingiber officinale
|
Gambar
mikroskopik amilum dari jahe
|
|
7.
|
Serbuk
daricurcuma zanthorriza
|
Gambar
mikroskopik amimum dari temulawak
|
|
8
|
Tepung
roti (amilum tritici)
|
Gambar
mikroskopik amilum dari tepung roti
|
|
9.
|
Tepung
kanji
|
Gambar
mikroskopik amilum dari tepung kanji
|
|
10
|
Serbuk
dari kaempferia galanga
|
Gamabar
mikroskopik amilum dari kencur
|
3.Dapat dibedakan menjadi
a.leukoamiloplas
yang berwarna putih dan menghasilkan tepung cadangan makanan
b.kloroamiloplas
berwarna hijau dan menghasilkan tepung asimilasi.
4.Titik permulaan (initia) terbentuk amilum disebut
hilus(hilum), berdasarkan letaknya hilu, butir amilum dibedakan menjadi amilum
konsentris bila hilus berada ditengah-tengah, dan amilum eksentris bila berada
ditepi hilusnya.
Menurut banyaknya hilus dalam amilum,
amilum dapat dibedakan menjadi:
Amilum tunggal, apabila sebutir amilum terdapat satu
hilus
1.Amilum setengah majemuk, apabila terdapat dua hilus
dan masing-masing dikelilingi lamela, sehingga terbentuk lamela yang
mengelilingi seluruhnya
2.Amilum majemuk, apabila terdapat banyak hilus dan
masing-masing dikelilingi lamela, sehingga terbentuk lamela yang mengelilingi
seluruhnya.
-Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi
hilus adanya lamela-lamela disebabkan pad waktu pembentukkan amilum, tiap
lapisan mempunyai kadar air yang berbeda, sehingga mempengeruhi indeks bias.
-Lamela-lamela akan hilang apabila ditetsi alkohol,
karena air akan terserap alkohol.
-Di bagian amilum nampak seperti retak, dapat terjadi
pada tepung tapioca. Atau di tengah amilum nampak seperti terkerat, dapat
ditemukan butir amilum pada biji yang sedang berkecambah, disebut korosi,
misalnya pada biji kacang merah yang sedang berkecambah.
PEMBAHASAN
Dalam
praktikum kali ini yaitu tentang bagian bentuk benda-benda ergastik
yang ada tumbuhan.Benda ergastik adalah benda non protopalsmik atau biasa
disebut dengan benda benda yang tidak mempunyai sel kehidupan.
Dalam
amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus adanya lamela-lamela disebabkan
pad waktu pembentukkan amilum, tiap lapisan mempunyai kadar air yang berbeda,
sehingga mempengeruhi indeks bias. Lamela-lamela akan hilang apabila ditetsi
alkohol, karena air akan terserap alkohol. Di bagian amilum nampak seperti
retak, dapat terjadi pada tepung tapioca. Atau di tengah amilum nampak seperti
terkerat, dapat ditemukan butir amilum pada biji yang sedang berkecambah,
disebut korosi, misalnya pada biji kacang merah yang sedang berkecambah.
Amilum merupakan hasil cadangan makanan pada sebagian
sel tumbuhan dalam bentuk butiran padat yang terdiri dari amilosa dan
amilopektin. Amilosa dan amilopektin merupakan molekulyang disimpan sebagai
semi kristalin dan lapisan amorf yang membentuk lamela. Variasi ukuran bentuk
amilum berbedabeda tergantung pada jenis tanamannya (botanical source). Amilum
dibentuk dalam amiloplas, butir amilum memiliki titik pusat yaitu hilum yang
dikelilingi oleh lapisan melingkar yang disebut lamela. Jumlah dan ukuran
lamela yang terbentuk berhubungan dengan jumlah pati yang tersedia untuk
biosintesis. Pada umumnya butir amilum yang berasal dari umbi dan akar termasuk
dalam kategori amilum besar [12].
Di dalam bagian sel tumbuhan solanum
tuberosum, terdapat hilus yang berbentuk eksentris karena terbentuk dari
luar kedalam. Dan terdapat amilum mempunyai rumus empiris (C6H10O5)n, berupa
karbohidrat atau polisakarida yang berbentuk tepung disebut amiloplas, dapat
dibedakan menjadi leukoamiloplas yang berwarna putih dan menghasilkan tepung
cadangan makanan dan kloroamiloplas berwarna hijau dan menghasilkan tepung
asimilasi. Titik permulaan (initia) terbentuk amilum disebut hilus(hilum),
berdasarkan letaknya hilu, butir amilum dibedakan menjadi amilum konsentris
bila hilus berada ditengah-tengah, dan amilum eksentris bila berada ditepi
hilusnya.
KESIMPULAN
Benda-benda dalam sel yang
nonprotoplasmik berarti benda-benda yang tanpa zat-zat kehidupan (benda mati)
yang berbentuk butiran atau kristal.
v Komponen non protoplasmik,
berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi cair dan padat.
v Komponen non protoplasmik
(benda ergas) yang bersifat padat lazimnya berbentuk butiran padat kristal
Ca-oksalat, kristal an-organik, butir amilum dan aleuron
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah Fenny.2015.Penuntun
Praktikum botani farmasi.Medan.Unversitas Tjut Nyak Dhien
MACAM MACAM JARINGAN PADA TUMBUHAN JARINGAN PENGANGKUT
LANDASAN TEORI
Jaringan angkut pada tumbuhan
tingkat tinggi terdiri dari xylem dan floem,pada xylem terdaat unsur unsur
xylem yang berupa trakeid,trakeid dan unsur unsure lain seperti serabut dan
parenkim.Xylem memiliki fungsi utama untuk mengangkut air dan zat hara dari
tanah.sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian
yang membutuhkan .Baik xylem maupun floem,biasanya membentuk berkas atau
untaian dalam tubuh tumbuhan dan biasanya sejajar dengan sumbuh organ yang
menjadi tempatnya.pada batang berkas xylem umumnya bergabung dengan berkas
floem dalam suatu ikatan berkas pembuluh yang berkesinambungan diseluruh tubuh
tumbuhan.baik pada akar,daun,batang hingga cabangnya yang terkecil. Xylem merupakan suatu jaringan
pengangkut yang kompleks,terdiri dari berbagai macam bentuk sel.pada umumnya
sel sel penyusun xylem merupakan sel sel yang telah mati dengan dinding sel
yang sangat tebal dan tersusun dari zat lignin yang dapat juga berfungsi
sebagai jaringan penguat.Unsur unsure xylem terdiri dari unsure trakea,serat
xylem dan parenkim xylem.
TUJUAN PERCOBAAN
1.Untuk melihat macam macam tipe
berkas pengangkut
2.Untuk melihat macam macam bentuk
penebalan pada xylem
ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Mikroskop
2. Gelas benda
3. Gelas penutup
4. Pipet tetes
5. Silet
PEREAKSI:
- Aquadest
BAHAN PERCOBAAN
Batang
muda Pepaya carica papaya L
2. batang
srei,cymbopogon citratus
3. batang
seledri,Apium graveolens L
4. batang
kemangi,ocimum sanctum
5. batang
ubi Manihot esculenta crantz
6. batang
bayam amaranthus tricolor
7. batang
sirsak annona muricata L
PROSEDUR PERCOBAAN
1.Untuk
bahan 1 sampai 6 buatlah irisan melintang bahan,
buat preparat dengan penambahan larutan Aquadest
2.Amati
di bawah mikroskop
HASIL PENGAMATAN
1.gambar anatomi batang,tentukan tipe berkas
pengangkutnya
2.macam bentuk penebalan xylem
TUJUAN PERCOBAAN
1.Untuk melihat macam macam tipe
berkas pengangkut
2.Untuk melihat macam macam bentuk
penebalan pada xylem
ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Mikroskop
2. Gelas benda
3. Gelas penutup
4. Pipet tetes
5. Silet
PEREAKSI:
- Aquadest
Batang
muda Pepaya carica papaya L
PROSEDUR PERCOBAAN
1.Untuk
bahan 1 sampai 6 buatlah irisan melintang bahan,
buat preparat dengan penambahan larutan Aquadest
2.Amati
di bawah mikroskop
HASIL PENGAMATAN
1.gambar anatomi batang,tentukan tipe berkas
pengangkutnya
2.macam bentuk penebalan xylem
NO
|
SAMPEL
|
GAMBAR
|
KETERANGAN
|
1
|
Batang
muda Pepaya carica papaya L
|
Gambar mikroskopik xilem dan floem
pada batang pepaya
|
|
2
|
Batang
serei,cymbopogon citratus
|
||
3
|
batang
seledri,Apium graveolens L
|
||
4
|
batang
kemangi,ocimum sanctum
|
||
5
|
Batang
ubi Manihot esculenta crantz
|
||
6
|
batang
bayam amaranthus tricolor
|
||
7
|
batang
sirsak annona muricata L
|
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
korteks
dan jaringan pengangkut. Epidermis, letaknya dibagian terluar batang yang
berfungsi untuk perlindungan terhadap kehilangan air pada batang. Di
bawah epidermis terdapat korteks. Korteks tersusun dari sel-sel sklerenkim.
Korteks tumbuhan monokotil, korteks merupakan kulit batang. Kulit batang
berfungsi mengeraskan bagian luar batang. Setelah korteks, lapisan
berikutnya ialah stele. Tumbuhan monokotil memiliki batas korteks dan
stele yang tidak jelas. Di dalam stelenya terdapat berkas pengangkutan.
Berkas pengangkutan tersebut tersebar pada empulur dan letaknya
berdekatan dengan kulit batang. Sarung sklerenkim mengelilingi seluruh
berkas pengangkut. Tipe berkas pengangkutannya dinamakan kolateral
tertutup, sebab di antara xilem dan fl oemnya tidak ditemui kambium. Akibatnya,
tumbuhan monokotil tidak bisa tumbuh secara sekunder. Alias tubuhnya tidak
membesar dan hanya memanjang Pada
pengamatan ketiga ini, kami mengamati preparat awetan penampang melintang akar
pada tumbuhan dikotil menggunakan perbesaran 10 x
10. Pada gambar hasil pengamatan, didapatkan beberapa bagian penyusun
akar tumbuhan tersebut. Bagian bagian tersebut diantaranya, epidermis, korteks,
endodermis, empulur, floem, xylem. Epidermis merupakan bagian terluar dari akar
tumbuhan ini. Jaringan epidermis terdiri atas satu lapis sel. Seperti halnya
daun, jaringan epidermis ini berfungsi sebagai pelindung jaringan di
dalamnya. Selain itu juga memberi bentuk pada akar. Sel sel penyusun
jaringan epidermis ini berdinding tipis dan cenderung tersusun rapat. Sehingga
tidak terdapat rongga di antara sel sel penyusunnya. Korteks merupakan bagian
dalam setelah jaringan epidermis. Korteks terletak pada bagian akar
tmbuhan. Pada bagian korteks ini, sel sel penyusunnya memiliki dinding tipis
dan mempunyai banyak ruang antar sel. Pada gambar hasil pengamatan, korteks
tampak hanya satu lapis. Ini mungkin dikarenakan perbesaran mikroskop yang
digunakan masih kurang atau pengamatan yang dilakukan kurang fokus. Di bagian
dalam dari korteks terdapat berkas pengangkut. Pada berkas pengangkut ini,
terdapat beberapa bagian yang menyusunnya. Bagian bagian tersebut
diantaranya ; floem, xilem dan empulur. Ketiga bagian tersebut membentuk
lingkaran dari ujung akar sampai pada ranting ranting tumbuhan. Xilem
dan floem merupakan satu kesatuan berbentuk segitiga yang dipisahkan oleh
kambium. Floem merupakan bagian terluar dari berkas pengangkut yang berfungsi
untuk mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Kambium
berfungsi sebagai pemisah antara xilem dan floem. Xylem memiliki fungsi sebagai
pengangkut mineral dan unsur unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai bahan
dalam proses fotosintesis. Empulur merupakan bagian tengah dari suatu akar
tumbuhan. Perbandingan antara daun dikotil dan monokotil. Pada tumbuhan
dikotil, pertulangan daun menyirip/menjari, mesofil letakya terjadi
antara epidermis atas dan bawah,dan berdifrensiasi, jaringan tiang dan
jaringan bunga karang/spons tersusun oleh sel-sel yang tidak teratur dan
berdinding tipis, jaringan pengangkut berupa tulang daun yang terletak pada
helai daun punya satu ibu tulang dan cabang-cabangnya berbentuk jala.
Sedangkan pada tumbuhan monokotil, pertulangan daun sejajar/melengkung, mesofil
terletak pada cekungan diantara urat daun dan yang tidak terdifrensiasi jadi
jaringan tiang bentuknya seragam, jaringan pengangkut membentuk tulang
daun yang letaknya sejajar sumbu daun dan dihubungkan oleh berkas pengangkut
kecil diantaranya. Batang pada tumbuhan dikotil dan monokotil memiliki
perbedaan. Pada tumbuhan dikotil batangnya bercabang, pembuluh angkut teratur
dalam susunan lingkaran, punya cambium vaskuler,sehingga dapat tumbuh membesar,
tidak punya maristem interkalar, jari-jari empulurnya berupa deretan parenkim
di antara berkas pengangkut, dapat dibedakan/sudah terdifrensiasi antara
korteks dan empulur. Sedangkan pada tumbuhan monokotil, batangnya tidak
bercabang. pembuluh angkut tidak teratur atau tersebar, tidak punya cambium
vaskuler sehingga tidak dapat tumbuh membesar, punya maristem interkalar ,tidak
memiliki jari-jari empulur dan tidak dapat dibedakan/belum terdifrensiasi
antara korteks dan empulur. Terdapat perbedaan antara sistem akar dari tanaman
dikotil dan monokotil. Pada tanaman dikotil jenis akarnya tunggang, memiliki
kambium sehingga berkas pengangkut yakni xylem dan floem terpisah oleh
kambium., tidak punya maristem interkalar, punya kambium vaskuler,sehingga
dapat tumbuh membesar, dapat dibedakan/sudah terdifrensiasi antara korteks dan
empulur. Sedangkan pada tanaman monokotil jenis akarnya serabut, batas ujung
akar dan kaliptra jelas, perisikel terdiri dari beberapa lapis sel yang
berdinding tebal yang hanya membentuk akar, xilem dan floem
letaknya berselang seling dan tidak memiliki kambium, empulurnya luas pada
pusat akar. Batang pada tumbuhan dikotil dan monokotil memiliki
perbedaan. Pada tumbuhan dikotil batangnya bercabang, pembuluh angkut teratur
dalam susunan lingkaran, punya cambium vaskuler,sehingga dapat tumbuh membesar,
tidak punya maristem interkalar, jari-jari empulurnya berupa deretan parenkim
di antara berkas pengangkut, dapat dibedakan/sudah terdifrensiasi antara
korteks dan empulur. Sedangkan pada tumbuhan monokotil, batangnya tidak
bercabang. pembuluh angkut tidak teratur atau tersebar, tidak punya cambium
vaskuler sehingga tidak dapat tumbuh membesar, punya maristem interkalar tidak
memiliki jari-jari empulur dan tidak dapat dibedakan/belum
terdifrensiasi antara korteks dan empulur.
Jaringan
pada tumbuhan dapat digolongkan berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari
jaringan itu sendiri. Berdasarkan umurnya jaringan penyusun tumbuhan adalah
jaringan meristem dan jaringan dewasa. Berdasarkan komposisinya, dibedakan
menjadi jaringan sederhana dan jaringan kompleks. Berdasarkan fungsinya
dibedakan menjadi empat yaitu, jaringan dasar, jaringan pelindung,
jaringan pengangkut, dan jaringan penguat. Jaringan dasar adalah jaringan
yang terletak hampir di semua bagian tumbuhan. Jaringan pelindung terdiri dari
jaringan epidermis dan jaringan gabus. Jaringan pengangkut terdiri dari floem
dan xilem. Jaringan penguat adalah jaringan penyusun tubuh tumbuhan yang
berfungsi sebagai penguat atau memperkokoh tubuh tumbuhan. Jaringan ini
tersusun atas jaringan kolenkim dan sklerenkim.
DAFTAR
PUSTAKA
Waluyo,
Joko. 2006. Biologi
Dasar .
Jember: Universitas Jember Press Kimball, John W. 2001. Biologi
MENGINDENTIFIKASI STOMATA PADA DAUN
MENGINDENTIFIKASI STOMATA PADA DAUN
TUJUAN
a) Mengetahui cara pembuatan preparat stomata.
b) Mengetahui perbedaan stomata pada tanaman
dikotil monokotil, dan tanaman yang hidup di air maupun di darat.
c) Mengetahui bagaimana bentuk dan fungsi
stomata pada daun tanaman serta factor yang mempengaruhi membuka dan menutup
stomata.
LANDASAN
TEORI
Pengertian
Stoma adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan yang
berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel
penutup dikelilingi oleh sel- sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan
.
sel
epidermis lainnya dan disebut sebagai sel tetangga. Sel tetangga adalah sel
yang berperan penting dalam perubahan osmotik yang mengatur dalam lebar celah
dan gerakan sel penutup. Sel penutup pada stomata dapat terletak sama tinggi
dengan permukaan epidermis atau panerofor atau stomata dapat lebih rendah
dari permukaan epidermis (kriptofor). Stomata dapat juga lebih tinggi
dari permukaan epidermis yang sering dikatakan sebagai sel penutup tipe
menonjol. Sedangkan sel penutup biasanya berbentuk ginjal bila kita perhatikan
dari atas, akan tetapi pada suku rerumputan (Poaceae) sel menutup berbentuk
berbeda dengan dua sel tetangga diantara tiap sel penutup stomata. Stomata dapat
dikelompokkan berdasarkan susunan sel .
sel
tetangga. Stomata pada tumbuhan Dicotyledoneae dapat dikempokkan menjadi 4 tipe
yaitu sebagai berikut.
tipe yaitu sebagai berikut :
1)
Tipe Anomositik / Ranuculaceae, adalah tipe sel
tetangga yang memiliki kesamaan bentuk dan ukuran dengan sel epidermis
disekitarnya. Tipe ini umumnya dijumpai pada stomata tumbuhan keluarga
Cucurbetaceae, Malvaceae, Caparidaceae,
dan Ranuculaceae.
2)
Tipe Anisositik / Cruiferae, yaitu sel penutup
dikelilingi oleh tiga buah sel tetangga yang tidak berukuran sama. Tipe
ini dapat anda temukan pada stomata tumbuhan anggota keluarga Solanaceae dan
Cruciferae
3)
Tipe Parasitik
/ Rubiceae, tipe sel penutup yang didampingi oleh satu sel tetangga atau lebih
dengan sumbu panjang sel tetangga sejajar dengan sumbul sel penutup serta
celah. Tipe ini dapat anda perhatikan pada stomata tumbuhan anggota keluarga
Mimosaceae, Magnoliaceae, dan Rubiceae.
4)
Tipe Diasitik, yaitu tipe stomata yang
dikelilingi oleh 2 sel tetangga. Dinding bersama dari
5)
kedua sel
tetangga tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup serta celah. Anda dapat
menemukan stomata tipe ini pada tumbuhan anggota keluarga Acanthaceae dan
Caryophyllaceae.
Stomata juga dapat dikelompokkan berdasarkan
asal dari sel tetangga dan sel penutupnya. Berikut tipe tipe stomata
berdasarkan asal sel tetangga dan sel penutupnya yaitu :
a)Mesogen, yaitu kedua sel berasal sama.
b)Perigen apabila sel tetangga tidak mempunyai
asal yang sama dengan sel penutup.
c)Mesoperigen, yaitu apabila sel tetangga
sedikitnya satu saja memiliki asal yang sama dengan sel penutup.
ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Mikroskop
2. Gelas benda
3. Gelas penutup
4. Pipet tetes
5. Silet
PEREAKSI:
· Kloralhidrat
BAHAN PERCOBAAN
1.Daun Bunga Kertas (Bougenvil)
2.Daun Adam Hawa (tradescantia spathacea tricolor)
3.Daun Beringin (Ficus spp)
4.Daun Lili (Lilium spp.)
5.Daun Jagung (Zea mays)
6.Daun Suplir (Adiatum Cuneatum)
7.Daun Pisang (Musa Paradiasica)
8.Daun Lengkuas (Alpinia galanga (L.) Sw.)
9.Daun Sirih (Piper Betle)
10.Daun Nanas (Ananas Comosus)
11.Daun Puring (Codiaeum variegatum)
12.Daun Kunyit (Curcuma longa L )
13.Daun Kemangi (Ocinum basilicum)
14.Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius)
15.Daun Jambu Biji (psiidium guajava)
16.Daun Waru (Talipariti tiliaceum)
17.Daun Jarak (Ricinus Communis)
18.Daun Kembang Sepatu
PROSEDUR KERJA
1.
Daun- daun yang sudah diambil permukaan atas dan bawahnya dibersihkan ditiup
atau dengan untuk menghilangkan
debu/kotoran.
2.Iris
tipis lalu letakan di atas objek glass lalu tetesi kloralhidrat tutup dengan dek glass
3.Amati
dibawah mikroskop dengan perbesaran kecil dan besar
HASIL PENGAMATAN
NO
|
SAMPEL
|
GAMBAR
|
KETERANGAN
|
1
|
Daun Bunga Kertas
(Bougenvil)
|
||
2
|
Daun Adam Hawa
(tradescantia
spathacea tricolor)
|
||
3
|
Daun Beringin
(Ficus spp)
|
||
4
|
Daun Lili
|
||
5
|
Daun Jagung
(Zea mays)
|
||
6
|
Daun Suplir
(Adiatum Cuneatum)
|
|
|
7
|
Daun Sirih
(Piper Betle)
|
||
8
|
Daun Pisang
(Musa Paradiasica)
|
||
9
|
Daun Lengkuas
(Alpinia galanga (L.) Sw.)
|
||
10
|
Daun Nenas
|
||
11
|
Daun Puring
(Codiaeum
variegatum)
|
||
12
|
Daun Kunyit
(Curcuma
longa L )
|
||
13
|
Daun Kemangi
(Ocinum basilicum)
|
||
14
|
Daun Pandan
|
||
15
|
Daun Waru
(Talipariti tiliaceum)
|
||
16
|
Daun Jarak
(Ricinus Communis)
|
||
17
|
Daun Kembang Sepatu
|
||
18
|
Daun Jambu Biji
(psiidium guajava)
|
PEMBAHASAN
Berdasarkan
pengamatan menggunakan mikroskop pembesaran 40x, menunjukan bahwa baik
tanaman dikotil yang tumbuh di daratan banyak mempunyai stomata dipermukaan
bawah daun, misalnya pada daun tanaman jambu biji, pada permukaan atas daun
tidak terdapat stomata sedangkan pada permukaan bawah daun, stomata terlihat
sangat banyak. Kebalikan dari tanaman jambu biji diatas, pada tanaman air
seperti teratai tidak terdapat stomata pada permukaan bawah daun, melainkan
banyak terdapat stomata di permukaan atas daun ini disebabkan karena Stomata
berfungsi untuk mengatur penguapan air dari tubuh tumbuhan, juga mengatur
masuknya CO2 dari udara dan keluarnya O2 ke udara saat fotosintesis, dan ke
arah sebaliknya saat respirasi. Selanjutnya ada beberapa tanaman yang
menunjukan bahwa stomata ada di kedua permukaan daunnya, misalnya cocor bebek
dan dan beringin
Letak stomata
pada daun dikotil umunya tersebar sedangkan pada monokotil terlatak
berderet-deret sejajar sesuai dengan susunan epidermisnya misalnya jagung
dan padi. Hai ini diduga ada kaitannya dengan sifat genetis dan morfologis pada
tanaman dikotil dan monokotil. Gembong 1978 menyatakan bahwa pada umumnya
daun-daun tanaman dikotil mempunyai helaian menjari atau menyirip, sedangkan
monokotil umumnya sejajar atau melengkung. Hal ini menyebabkan perkembangan
distribusi stomatanya juga mengikuti kaidah tersebut. Sebenarnya jika
dilihat ukurannya, stomata mempunyai ukuran diameter yang berbeda-beda ada yang
kecil ada yang besar, Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada daun-daun tanaman
monokotil ukuran stomatanya relatif lebih kecil , sehingga terlihat sangat padat
daripada stomata daun
KESIMPULAN
Kesimpulan Setelah melakukan praktikum dan
pengamatan dapat disimpulkan bahwa struktur stomata tumbuhan monokotil dan
dikotil memiliki tipe-tipe stomata, jumlah stomata, struktur epidermis dan
bentuk stomata yang berbeda. Pada jumlah stomata dengan daun yang sejenis pun
memiliki jumlah stomata yang berbeda dan pada epidermis bawah maupun atas
pun berbeda. Pada hasil praktikum ini daun teratai memiliki stomata terbanyak
di epidermis atas, sedangkan daun
Zea mays
dan jambu biji memiliki stomata terbanyak di
epidermis bawah, tetapi Secara umum jumlah stomata yang paling banyak
berada di epidermis bawah. Bentuk stomata kebanyakan dan bahkan mutlak
biasanya pada daun tumbuhan dikotil berbentuk ginjal sedangkan tumbuhan
monokotil berbentuk halter (memanjang)
DAFTAR PUSTAKA
Haryanti Sri.2010. Buletin Anatomi dan
Fisiologi Vol. XVIII. UNDIP.
Dwijoseputro, D. 1978. Pengantar Fisiologi
Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia Fahn, A . 1992.
Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada
Press Gembong T. 1978.
Morfologi Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia
Hidayat, E.B. 1985
Anatomi
Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB Loveless. A.R. 1987.
Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah
Tropik. Jakarta : PT Gramedia Pandey, B.P. 1982. Palnt Anatomy. S Chand and
Company. New Delhi Suradinata, T. S. 1997. Struktur Tumbuhan. Bandung : F.
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB
Mantap ito, bagus deh, tingkat lagi
BalasHapusArtikel nya bagus banget, akhirnya dapat ilmu baru deh, jgn bosan2 bikin artikel kesehatan ya ito
BalasHapusterima kasih ...
HapusArtikel yg bermanfaat.. Dan saya sudah baca. Smg ilmu ini bagus.mantap nang. @Anita Rahayu Parangin
BalasHapusterima kasih ...
Hapusini pakai perbesaran berapa ya kak?
BalasHapus